Sabtu, 07 Januari 2012

Kebahagiaan yang menjengkelkan

Pandita
Kebahagiaan adalah mitos yang kita kejar
Jika tercapai sungguh menjengkelkan
Seperti sungai berpacu ke daratan,
Sampai di ujung lambat dan berlumpur

Karena manusia hanya berbahagia
mengejar cita-cita setinggi langit,
Ketika diperolehnya dia kecewa,
Dan mengejar lainnya dengan sengit.

Jika Engkau temui yang bahagia
Yang puas dengan peruntungannya,
Tak seperti umat manusia lainnya,
Jangan engkau ganggu nikmat surganya.

Pemuda

harapan tidak tedapat di hutan
Juga keliaran tak berarti duka,
Kenapa hutan meminta bagian-bagian,
Ketika semua dimilikinya ?

Harusnya kita mencari di hutan,
Padahal semua alam adalah Tujuannya?
Karena berharap adalah penyakit,
Demikian pula kedudukan, kekayaan, dan kemasyhuran.

Beri aku seruling dan menyanyilah!
Karena lagu adalah api cahaya,
Dan tangisan seruling adalah kerinduan
Yang tak tercapai oleh  malas dunia.

Kahlil Gibran

Sabtu, 03 Desember 2011

Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI


Saya adalah anak negri yang terdampar di sebuah kabupaten kecil dan sadar akan hal ini  kabupatenku adalah salah satu dari sekian banyak kabupaten yang ku ketahui memiliki ketertinggalan dari minimnya SDM, pendidikan yang kurang memadai serta pemerintahan yang berjalan di tempat. Sebagai anak bangsa saya merasa memiliki hak untuk mengkritiki sesuatu yang terjadi dalam tubuh perkembangan kabupaten tempat dimana saya tumbuh dan berkembang  selama hampir seperempat abad. Mengkritiki tanpa bertindak adalah sama saja melakukan sesuatu tanpa ada hasilnya, saya sangat menyadarinya namun amat sangat di sayangkan jikalau  untuk mewujudkan keadaan yang yang lebih maju  itu tidaklah datang dari  seseorang tapi akan lebih baik tekad itu kita wujudkan bersama dengan usaha keras dan  mengelola kemampuan kita untuk berfikir lebih baik lagi membangun negri ini . Di negri Indonesiaku yang tercinta ini memang merupakan negri yang indah dengan berbagai macam hasil alam yang tentunya dapat kita olah untuk pembangunan dan perkembangan ekonomi bangsa. Adapun Berbagai macam aneka ragam kebudayaan peninggalan leluhur menambah pesona alam raya Indonesiaku. Ya Indonesiaku, Indonesia kita, milik kita bersama bukan individu !!
Menyorot masalah-masalah yang ada di tingkat kabupaten tentunya berkaitan erat dengan pemerintahan pusat yang berada di ibukota. Yang perlu saya angkat dari permasalahan secara global adalah masalah pendidikan yang ada di Indonesia karena menurut saya pendidikan di Indonesia khususnya di pedesaan masih belum dijamaah secara merata oleh pemerintahan . Karena pendidikan merupakan tolak ukur  untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era globalisasi. Dengan adanya pendidikan memadai akan  menambah kesejahteran  bagi sebuah masyarakat yang bernanung  dibawah pemerintahan yang dicerminkan dalam sila kelima yaitu “keadilan  sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” . maksud dari kutipan saya adalah tentunya ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Jangan biarkan yang miskin tetap menjadi miskin tapi marti kita memberantas kemiskinan dengan memberikan fasilitas penunjang pendidikan di tempat-tempat terpencil. Perlu diketahui bahwa masyarakat  tentu di pimpin oleh wakil rakyat . Ya Dewan Perwakilan Daerah lah yang bertugas untuk menjalankan amanah mereka (rakyat) untuk menciptakan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyatnya .

Dari pemahaman saya tentang dunia politik Indonesia bahwa mereka yang tadinya adalah hanya “Calon” DPD memberikan atau melontarkan janji-janji manis mereka kepada seluruh masyarakat dengan berbagai slogan-slogan yang terpampang di segala penjuru jalan, iklan-iklan di televisi, radio dll untuk menarik simpati bagi masyarakat untuk memilih mereka sebagai wakil Rakyat yang nantinya diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti bagi kehidupan mereka. Negitu banyak bukti bahwa wakil rakyat yang terpilih dan kemudian dengan sengaja melupakan AMANAH yang seharusnya mereka wujudkan. Begitulah sedikit potret dari sekian banyak perilaku dan janji-janji manis wakil rakyat kita di bumi pertiwi ini.
Menelaah kejadian yang saya gambarkan sebelumnya, kali ini saya ingin memposisikan diri sebagai wakil rakyat. Jikalau saya menjadi Anggota DPD RI maka saya akan dengan bangga memikul beban yang memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Anggota DPD. Untuk itu saya akan memberikan sentuhan yang istimewa dalam wajah kependidikan di Indonesia. Saya akan memperhatikkan managemen kependidikan dari tingkat kelurahan atau desa karena menurut pandangan saya bahwasanya  pendidikan itu merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian utama .Saya akan memberikan bantuan pembangunan gedung-gedung sekolah serta perpustakaan di setiap sudut kota di Indonesia kita yang tercinta ini dan jika memungkinkan saya akan mendirikan bebrapa sekolah gratis di tempat-tempat terpencil.
 Selain pendidikan saya akan memberikan kesejatrehan  bagi anak jalanan dan membangun panti sosial bagi pengemis-pengemis yang biasanya beredar dijalanan yang di dalamnya terdapat pendidikan formal bagi mereka yang mampu secara akademik dan pendidikan non formal bagi mereka yang memiliki kelebihan dalam keterampilan menciptakan suatu produk yang nantinya bisa di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika pendidikan sudah tertanam dalam diri setiap individu saya sangat menjamin pendidikan mampu mengembangkan sektor-sektor lain di ranah kehidupan masyarakat Indonesia.

Minggu, 17 April 2011

A Beautiful Dream


One day Nasreddin dreamt something very beautiful. When he was sitting alone by the street, someone approached him. The man looked very kind and rich. He gave a gold coin to Nasreddin. He gave one more and more until there were nine coins. Then he stopped giving more coins. Nasreddin knew that there was more one coin left in the man’s hand. He said, “Please, give me the other coin so that I have ten coins.” The man shook his head. But nasreddin urged him, “Give me one more please, Give me one more!”
The man shook his head again. Nasreddin want to hit the man. As he swung his hand, he woke up. He opened his hands. Of course, there was no coin at all there. As soon as possible he closed his eyes and cried, All right, all right! You don’t have to give me more coins. Nine is enough. Now give them back to me!”

hmmm just..

hmmm just..
Belanda

gebLog sambiL FB